Aku terdiam sepi, membeku di sudut ruangan yang seharusnya ramai. Perlahan air mataku meleleh. Mungkin, aku memang tidak terlalu kuat untuk menghadapi semua ini sendiri. Pikiranku mulai melayang-layang ke masa lalu, tepatnya setahun silam saat usiaku genap 16 tahun. Hari itu hari yang cerah, matahari mengintip di antara celah-celah pohon di samping rumah dan menembus jendela dengan gorden warna ungu muda di kamarku. Aku masih bermalas-malasan di ranjang empuk berselimut tebal itu.
“Lia, bangun sayang sudah pagi,” begitu suara Mama yang lembut dari luar ruangan memanggil namaku, Lia Amalia.
“Hari ini kan hari Minggu, libur Ma.” Sekilas aku melirik si Panda, jam kesayanganku yang sudah mengacungkan jarinya ke angka 6, tapi justru aku hanya menarik selimut dan tidur lagi.
“Sayang kamu tidak mau kan Papa pulang dan melihat anak semata wayangnya masih tidur kan?.” Mama mendekatiku. Kata-kata itu cukup ampuh untuk membuat mataku terbelalak kaget.
“Benar Ma!”
“Iya sayang, makannya ayo lekas bangun dan mandi, bajunya Mama taruh di kursi.” Mama mengelus rambutku yang masih acak-acakan dan segera berlalu dari kamarku. Aku melangkah menuju kama
... baca selengkapnya di Sweet Seventeen Kelabu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Kamis, 31 Desember 2015
Kaset Penyemangat
Senin yang melelahkan, malas sekali rasanya beranjak dari kasur kesayanganku, tapi tentu itu ga akan mungkin! Hari Senin kan upacara, mana bisa aku lelet, bisa bisa aku kena marah ibu. Akhirnya aku putuskan untuk mandi dan berangkat ke sekolah sebelum jam 7. Syukurlah aku ga telat untuk mengikuti upacara bendera di sekolah.
Jam istirahat pun berbunyi, semua anak di kelasku, 5A, berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin, sedangkan aku anak terakhir yang beranjak dari tempat duduk dengan malas-malasan untuk keluar kelas, malas sekali rasanya hari itu.
“sha, ko kamu ga jajan sih? di kantin ada makanan baru loh” kata teman ku sinta yang berada di ambang pintu kelas 5A, “iya, ini juga mau ke kantin ko” ujar ku, “haduh sasha.. lelet nya” jawab sinta dengan menggeret tangan kananku, aku pun hanya mengikuti nya.
ugh hari senin memang membosankan!
Sesampainya di rumah, ibu yang sudah menungguku pulang sekolah, mempersilahkan aku untuk menggati pakaian ku dan langsung makan siang, karena sudah jamnya tepat untuk makan siang.
“Sasha makannya nanti aja ya bu, he he” godaku pada ibu, “sha makan dulu nanti kamu sakit, apalagi setelah cape di sekolah
... baca selengkapnya di Kaset Penyemangat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Senin, 14 Desember 2015
Kisah Sebuah Pohon Apel
Suatu ketika, hiduplah sebuah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan per
... baca selengkapnya di Kisah Sebuah Pohon Apel Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu